Desember 10, 2024
Watak Is Nasib
September 09, 2024
Nandur Srawung #11
Nandur Srawung #11
“WASIAT: Legacy”
๐ฆ๐ฒ๐ป๐ถ ๐ฃ๐ผ๐ฝ ๐ฑ๐ฎ๐ป ๐๐ฎ๐บ๐ฝ๐๐ป๐ด ๐๐น๐ผ๐ฏ๐ฎ๐น (๐ฎ๐ฌ๐ฌ๐ฑ-๐ฎ๐ฌ๐ญ๐ฑ)
Pada periode 2006-2015, budaya populer semakin merasuk dalam praktik seni kontemporer. Eddy Hara dengan menggunakan idiom populer seperti kartun dan animasi menjadi inspirasi bagi banyak seniman muda selanjutnya. Mereka tidak hanya mengadopsi gaya populer, tetapi juga dengan lancar melakukan sinergi dengan budaya populer, seperti yang dilakukan oleh seniman Eko Nugroho yang berkolaborasi dengan brand fashion ternama Louis Vuitton.
Di sisi lain, gerakan seniman muda semakin menembus batas-batas dunia global, membentuk apa yang disebut sebagai “kampung global”. Mereka menggunakan teknologi digital dan media internet sebagai alat untuk menjangkau audiens tanpa terbatas oleh batas geografis. Hal ini memungkinkan mereka untuk berinteraksi dan berkolaborasi dengan seniman dan penikmat seni dari berbagai belahan dunia, membawa pandangan lokal mereka ke panggung internasional dan sekaligus menerima pengaruh global dalam karya-karya mereka.
-
๐๐ฐ๐ต๐ฉ๐ช๐ฏ๐จ ๐๐ฐ๐ฏ๐ฏ๐ข ๐๐ฉ๐ข๐ฏ๐จ๐ฆ ๐๐ฉ๐ฆ ๐๐ฐ๐ณ๐ญ๐ฅ, ๐๐ฐ ๐๐ฐ๐ณ๐ณ๐ช๐ฆ๐ด
Eko Nugroho, 2024
Karya Eko Nugroho tahun 2020 menggunakan sampah plastik sebagai medium untuk mengkritisi dampak buruk aktivitas manusia terhadap lingkungan, termasuk polusi yang disebabkan oleh konsumsi instan. Lewat karya seperti “Nothing Gonna Change The World, No Worries” dan “Slurping Pandora Broth,” Eko mengeksplorasi paradoks antara modernitas dan degradasi lingkungan melalui lukisan dan topeng 3D yang terbuat dari plastik rumah tangga.
Video “Hidup Bersama Kutipan” mengajak publik untuk memahami pentingnya daur ulang. Sejak era 2000-an, Eko Nugroho terkenal dengan gaya komiknya yang mengangkat kritik sosial dan lingkungan, seperti dalam karya “Daging Tumbuh,” yang menyoroti isu-isu kontekstual dalam seni rupa kontemporer.
__
Diselenggarakan oleh:
#tamanbudayayogyakarta #nandursrawung
Saya ingin bercerita sedikit tentang karya ini.
๐ปEverything Passes๐ป
ACRYLIC ON CANVAS 100x100CM 2024
Saya bukan orang yang sangat dekat dengan Om Eddie Hara. Banyak anak muda dekat dengannya karena keramahan dan kebaikannya sebagai seniman yang rendah hati. Begitu juga dengan Mas Eko nugroho yang selalu memberi semangat kepada saya. Beberapa kali bertemu, saya meminta saran darinya, dan dia selalu memaparkan strateginya. Warisan ini sangat penting bagi saya dan anak muda
lainnya, di mana sikap dan menerima kritik sangat diutamakan di seni rupa.
Warisan bukan hanya harta benda, tetapi juga nilai, kenangan, dan pelajaran hidup yang kita tinggalkan untuk generasi mendatang. Hidup ini lebih dari sekadar perjuangan pribadi; ini adalah perjalanan panjang yang melibatkan banyak jiwa, baik yang telah pergi maupun yang masih akan datang.
kehidupan, kebahagiaan dan kesengsaraan datang silih berganti. Keduanya bagian tak terpisahkan dari pengalaman manusia. Kebahagiaan mengajarkan kita bersyukur dan menikmati momen, sementara kesengsaraan menguatkan kita. Seperti pepatah Italia, "tutto passa," baik kebahagiaan maupun kesengsaraan tidak ada yang abadi. Filosofi ini menawarkan perspektif dasar bagi manusia, mendorong kita untuk tetap berharap karena sesuatu yang paling sulit sekalipun punya tanggal kedaluwarsa.
Mas Eko dan Om Eddie menginspirasi saya untuk tetap berharap dan berkarya. mewariskan semangat kepada anak muda, dari proses, teknik, hingga berbagai pencapaian yang mereka raih. Kita bisa mengikuti jejak mereka atau membuat jejak
sendiri, walaupun ada faktor keberuntungan di dalamnya ๐☺️
Agustus 10, 2024
Commission Art part #3
Juli 19, 2024
ARTGORITHM: Art in Chain Phygital Art Show by Superlative Gallery and Galeri Zen1
Pameran dengan tajuk "Point of View" atau "Sudut Pandang"
Sircle
ACRYLIC ON CANVAS 100 CM 2024
Terinspirasi dari film Shameless, di mana Kevin Ball baru tahu bahwa "circle" tidak diawali dengan huruf "s," saya merenung dan menyadari kesalahan dalam memilih pertemanan. Selama ini, saya menganggap circle saya benar, padahal sebenarnya pertemanan ini toxic. Penting bagi kita untuk memahami bahwa memilih circle atau lingkaran pertemanan dalam hidup adalah keputusan yang krusial. Circle pertemanan kita memiliki pengaruh besar terhadap cara kita berpikir, bertindak, dan berkembang sebagai individu.
Circle yang baik akan mendukung kita dalam mencapai tujuan. Mereka memberikan dukungan emosional dan dorongan saat kita menghadapi tantangan. Teman-teman yang positif memotivasi kita untuk terus berusaha, sementara teman-teman yang negatif bisa menjadi beban dan menghalangi kemajuan kita.
Selain itu, circle pertemanan yang tepat akan mendorong kita menjadi versi terbaik dari diri kita sendiri. Mereka memberikan kritik konstruktif dan membantu kita memperbaiki diri. Di sisi lain, circle yang salah bisa membawa kita pada kebiasaan buruk dan keputusan yang merugikan.
Oleh karena itu, sangat penting untuk tidak salah memilih circle dalam hidup kita. Kita perlu mengevaluasi hubungan pertemanan dan memastikan dikelilingi oleh orang-orang yang benar-benar peduli dan ingin melihat kita sukses. Dengan memilih circle yang tepat, kita dapat mencapai potensi penuh dan menjalani hidup yang lebih bermakna.
Bat and Cor
ACRYLIC ON CANVAS 30 CM 2 panel 2024
Beberapa orang di kota besar merasa terasing seiring dengan pertumbuhan populasi yang drastis. Mereka menjadi lebih misterius dan kurang bersosialisasi, seperti Batman yang beraksi dalam bayang-bayang malam. Dalam kesendirian mereka, banyak yang memilih hidup dengan hewan peliharaan sebagai sahabat setia. Mereka menemukan kedamaian dalam hubungan harmonis dengan hewan peliharaan mereka, seperti Bat dan Cor yang saling menyayangi dan mendukung satu sama lain.
Misalnya, banyak orang memilih memelihara corgi, karena anjing ini sangat ramah dan setia. Dalam circle sosial mereka yang terbatas, hewan peliharaan menjadi bagian penting dan tak tergantikan. Hidup memang pilihan, dan ada banyak cara untuk menemukan kebahagiaan selama tidak merugikan orang lain. Di tengah hiruk-pikuk kota, hewan peliharaan menjadi pelipur lara, membawa kehangatan dan cinta dalam kehidupan yang kadang terasa dingin dan asing.
Acul Gaos
Juli 02, 2024
TOURING VESPA JAKARTA-JOGJA YANG BERAKHIR MENJADI SEORANG SENIMAN – ACUL GAOS ARTMOMENTS JAKARTA 2023
Semangat yang tumbuh seperti daging
Acul begitu terpana dengan DGTMB, sampai-sampai ada semacam semangat yang membuncah di dalam dirinya saat itu, ia berpikir dan berkeinginan untuk bisa juga membuat sesuatu dan dijadikan marchandise, terutama setelah melihat zine (versi sederhana dari magazine) dan komik-komik yang ada di DGTMB. “Semangat itu saya bawa pulang ke Tangerang,” ujarnya lagi. Acul tidak pernah mengikuti pendidikan formal seni rupa, tetapi ia melakukan street art dan graffiti, sembari berkuliah di Universitas Mercu Buana Jakarta jurusan Desain Produk. Acul membuka studio dan toko kecil di Tangerang, membuat berbagai marchandise yang terinspirasi dari Eko Nugroho, termasuk membuat zine yang dibuat Eko. Ketika Ruangrupa, sebuah organisasi nirlaba, membuka program Holy Market, Acul menyertakan zine dan barang-barangnya untuk dijual. Kemudian Acul ikut lagi berjualan di komunitas graffiti Gardu House di acara Street Dealin.
Dari NFT ke ArtMoments Bali 2023
Sambil sibuk berjualan, Acul mulai melukis, tetapi karyanya hanya ia simpan saja di rumah, apalagi ketika ia berhenti dari kesibukan yang ia ciptakan karena ia keterima bekerja di agensi Neo Digital. Pada satu kesempatan di studio kecilnya di Tangerang, datanglah Arief Witjaksana, founder dan creator Superlative Secret Society, juga seorang seniman yang banyak berkiprah di NFT universe. “Waktu itu mas Arif ngajak saya bikin NFT, saya diajarkan cara membuatnya, dan keterusan, sampai sekarang saya masih jadi lineup artist nya Mas Arif di NFT.” Selain itu, Arif ternyata mendorong Acul untuk membuat karya fisik, ia membelikan kanvas untuk Acul berkarya, dan mungkin supaya Acul tidak terjebak di alam digital. Bulan Juni lalu Acul dibawa Arif berpameran di ArtMoments Bali dalam naungan Superlative Gallery, dari 10 lukisan yang ia bawa, 7 berhasil terjual. Kemudian di bulan Agustus ini, Acul bersama Superlative Gallery hadir juga di ArtMoments Jakarta 2023.
Topeng-topeng kehidupan di ArtMoments Jakarta 2023
Karya-karya Acul mengutamakan figur berbentuk topeng yang rupanya dibagi menjadi blok-blok, dan masing-masing ia isi dengan motif, dengan doodle, atau hanya sekadar blok warna. Topeng menurutnya adalah benda yang diperlukan orang-orang saat ini, setiap orang terkondisikan memasang wajah yang berbeda-beda sesuai dengan tempat dimana orang tersebut berada. “Dalam perjalanan ke Jogja saya waktu itu, sebenarnya ada tiga sosok yang mempengaruhi teknik saya. Eko Nugroho, Wedhar Riyadi, dan Eddie Hara. Nah, figur-figur karya saya ini adalah gabungan dari mereka bertiga.” Acul bilang bahwa ia juga sudah bertemu langsung dengan Eko Nugroho dan Eddie Hara, menurut Acul mereka sangat supportive dan memberikan semangat
by Syahmedi Dean August 22, 2023