September 09, 2024

Nandur Srawung #11

Periode 2005 - 2015
Nandur Srawung #11
“WASIAT: Legacy”

๐—ฆ๐—ฒ๐—ป๐—ถ ๐—ฃ๐—ผ๐—ฝ ๐—ฑ๐—ฎ๐—ป ๐—ž๐—ฎ๐—บ๐—ฝ๐˜‚๐—ป๐—ด ๐—š๐—น๐—ผ๐—ฏ๐—ฎ๐—น (๐Ÿฎ๐Ÿฌ๐Ÿฌ๐Ÿฑ-๐Ÿฎ๐Ÿฌ๐Ÿญ๐Ÿฑ)

Pada periode 2006-2015, budaya populer semakin merasuk dalam praktik seni kontemporer. Eddy Hara dengan menggunakan idiom populer seperti kartun dan animasi menjadi inspirasi bagi banyak seniman muda selanjutnya. Mereka tidak hanya mengadopsi gaya populer, tetapi juga dengan lancar melakukan sinergi dengan budaya populer, seperti yang dilakukan oleh seniman Eko Nugroho yang berkolaborasi dengan brand fashion ternama Louis Vuitton.

Di sisi lain, gerakan seniman muda semakin menembus batas-batas dunia global, membentuk apa yang disebut sebagai “kampung global”. Mereka menggunakan teknologi digital dan media internet sebagai alat untuk menjangkau audiens tanpa terbatas oleh batas geografis. Hal ini memungkinkan mereka untuk berinteraksi dan berkolaborasi dengan seniman dan penikmat seni dari berbagai belahan dunia, membawa pandangan lokal mereka ke panggung internasional dan sekaligus menerima pengaruh global dalam karya-karya mereka.

-

๐˜•๐˜ฐ๐˜ต๐˜ฉ๐˜ช๐˜ฏ๐˜จ ๐˜Ž๐˜ฐ๐˜ฏ๐˜ฏ๐˜ข ๐˜Š๐˜ฉ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ๐˜ฆ ๐˜›๐˜ฉ๐˜ฆ ๐˜ž๐˜ฐ๐˜ณ๐˜ญ๐˜ฅ, ๐˜•๐˜ฐ ๐˜ž๐˜ฐ๐˜ณ๐˜ณ๐˜ช๐˜ฆ๐˜ด
Eko Nugroho, 2024

Karya Eko Nugroho tahun 2020 menggunakan sampah plastik sebagai medium untuk mengkritisi dampak buruk aktivitas manusia terhadap lingkungan, termasuk polusi yang disebabkan oleh konsumsi instan. Lewat karya seperti “Nothing Gonna Change The World, No Worries” dan “Slurping Pandora Broth,” Eko mengeksplorasi paradoks antara modernitas dan degradasi lingkungan melalui lukisan dan topeng 3D yang terbuat dari plastik rumah tangga.

Video “Hidup Bersama Kutipan” mengajak publik untuk memahami pentingnya daur ulang. Sejak era 2000-an, Eko Nugroho terkenal dengan gaya komiknya yang mengangkat kritik sosial dan lingkungan, seperti dalam karya “Daging Tumbuh,” yang menyoroti isu-isu kontekstual dalam seni rupa kontemporer.
__
Diselenggarakan oleh:
#tamanbudayayogyakarta #nandursrawung





Alhamdulillah, saya berpameran di @nandursrawung #11 dengan tema Wasiat (legacy) di @tamanbudayayogya katagori Seni Pop dan Kampung Global (2005-2015) Pada periode 2006-2015.
Saya ingin bercerita sedikit tentang karya ini.

๐ŸปEverything Passes๐Ÿป
ACRYLIC ON CANVAS 100x100CM 2024

Saya bukan orang yang sangat dekat dengan Om Eddie Hara. Banyak anak muda dekat dengannya karena keramahan dan kebaikannya sebagai seniman yang rendah hati. Begitu juga dengan Mas Eko nugroho yang selalu memberi semangat kepada saya. Beberapa kali bertemu, saya meminta saran darinya, dan dia selalu memaparkan strateginya. Warisan ini sangat penting bagi saya dan anak muda
lainnya, di mana sikap dan menerima kritik sangat diutamakan di seni rupa.
Warisan bukan hanya harta benda, tetapi juga nilai, kenangan, dan pelajaran hidup yang kita tinggalkan untuk generasi mendatang. Hidup ini lebih dari sekadar perjuangan pribadi; ini adalah perjalanan panjang yang melibatkan banyak jiwa, baik yang telah pergi maupun yang masih akan datang.
kehidupan, kebahagiaan dan kesengsaraan datang silih berganti. Keduanya bagian tak terpisahkan dari pengalaman manusia. Kebahagiaan mengajarkan kita bersyukur dan menikmati momen, sementara kesengsaraan menguatkan kita. Seperti pepatah Italia, "tutto passa," baik kebahagiaan maupun kesengsaraan tidak ada yang abadi. Filosofi ini menawarkan perspektif dasar bagi manusia, mendorong kita untuk tetap berharap karena sesuatu yang paling sulit sekalipun punya tanggal kedaluwarsa.
Mas Eko dan Om Eddie menginspirasi saya untuk tetap berharap dan berkarya. mewariskan semangat kepada anak muda, dari proses, teknik, hingga berbagai pencapaian yang mereka raih. Kita bisa mengikuti jejak mereka atau membuat jejak
sendiri, walaupun ada faktor keberuntungan di dalamnya ๐Ÿ™☺️







Tidak ada komentar:

Posting Komentar